أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ – رضى الله عنه – تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ
غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ
وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ
عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ

“Sesungguhnya
ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia.
Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad
mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal,
sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah
bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan
pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi
padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.” (HR.
Bukhari no. 2756)

Sedekah
untuk mayit akan bermanfaat baginya berdasarkan kesepakatan (ijma’)
kaum muslimin. Lihat Majmu’ Al-Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 24: 314.

Ada
enam hal yang bisa kita simpulkan bagaimana bentuk berbakti dengan
orang tua ketika mereka berdua atau salah satunya telah meninggal dunia:

Mendo’akan kedua orang tua.

Banyak meminta ampunan pada Allah untuk kedua orang tua.

Memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia.

Menjalin hubungan silaturahim dengan keluarga dekat keduanya yang tidak pernah terjalin.

Memuliakan teman dekat keduanya.

Bersedekah atas nama orang tua yang telah tiada.
Semoga bisa diamalkan.

Selama
masih hidup, itulah kesempatan kita terbaik untuk berbakti pada orang
tua. Karena berbakti pada keduanya adalah jalan termudah untuk masuk
surga.

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ

“Orang
tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu
atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi no. 1900, Ibnu Majah no.
3663 dan Ahmad 6: 445. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini
hasan).

Al-Qadhi
Baidhawi mengatakan, “Bakti pada orang tua adalah pintu terbaik dan
paling tinggi untuk masuk surga. Maksudnya, sarana terbaik untuk masuk
surga dan yang mengantarkan pada derajat tertinggi di surga adalah lewat
mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang
mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu. Yang paling nyaman dimasuki
adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui
pintu tersebut adalah melakukan kewajiban kepada orang tua.’ (Tuhfah
Al-Ahwadzi, 6: 8-9).

Kalau orang tua kita masih hidup, manfaatkanlah kesempatan berbakti padanya walau sesibuk apa pun kita.

Wallahu waliyyut taufiq, hanya Allah yang memberi taufik.
✍ Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal.
📢 Published By:
🌐 Group WA Lumbir Mengaji