A. MAKNA TAUHID
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` (nama-nama) dan SifatNya.
Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah Ta’ala Maha Esa, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang menciptakan, mengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia , bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` (nama-nama) dan SifatNya.
Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah Ta’ala Maha Esa, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang menciptakan, mengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia , bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.
Tauhid merupakan kewajiban pertama
yang Allah wajibkan kepada umat manusia, dan sebaliknya larangan pertama yang
Allah larang kepada mereka adalah syirik. Hal ini sebagaimana firman Allah :
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang
telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah
yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.” [QS. Al-Baqarah: 21-22]
B. TAUHID ADALAH PERKARA YANG PALING
PENTING DAN UTAMA
Tanpa diragukankan lagi bahwa tauhid
adalah hal yang paling penting yang harus diperhatikan oleh setiap hamba yang
menginginkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat, karena tauhid adalah hak
Allah Ta’ala yang wajib ditunaikan oleh setiap hamba. Rasulullah shollAllahu
‘alaihi wa sallam bertanya pada Mu’adz bin Jabal, “Wahai Mu’adz apakah hak
Allah atas hambaNya?” Jawab Mu’adz, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”,
lalu Rasulullah menyatakan bahwa “Hak Allah atas hamba adalah seorang hamba
beribadah hanya kepadaNya dan tidak menyekutukan-Nya (dalam beribadah) dengan
sesuatu apapun.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Tauhid itu pula yang menjadi tujuan
dan hikmah teragung diciptakannya jin dan manusia, sebagaimana firman Allah
Ta’ala,
“Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi (menyembah) kepada-Ku”. [QS.
Adz-Dzaariyaat: 56]
Seorang hamba memang sudah
seharusnya mempelajari tauhid, memahaminya, dan mengamalkan konsekuensinya.
Berikut ini akan disebutkan tentang beberapa keutamaan tauhid selain yang telah
di sebutkan di atas.
C. BEBERAPA KEUTAMAAN TAUHID
Allah tidaklah mewajibkan suatu perkara, melainkan pasti padanya terdapat keutamaan-keutamaan yang sangat mulia. Begitu pula dengan “Tauhid” yang merupakan paling wajibnya perkara dari perkara-perkara yang paling wajib, pasti mempunyai berbagai keutamaan. Di antara keutamaan-keutamaan tauhid itu ialah :
Allah tidaklah mewajibkan suatu perkara, melainkan pasti padanya terdapat keutamaan-keutamaan yang sangat mulia. Begitu pula dengan “Tauhid” yang merupakan paling wajibnya perkara dari perkara-perkara yang paling wajib, pasti mempunyai berbagai keutamaan. Di antara keutamaan-keutamaan tauhid itu ialah :
1. Tauhid adalah tingkat keimanan
yang tertinggi
Rasulullah bersabda :
Rasulullah bersabda :
“Iman itu memiliki enam puluh sekian
cabang, paling tingginya adalah perkataan / ucapan Laa Ilaaha Illallah dan
paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan.” (H.R. Muslim)
Perlu diketahui bahwa Laa Ilaaha Illallah tidak cukup hanya diucapkan di lisan saja. Akan tetapi harus bersumber dari hati yang ikhlas dan kemudian dibuktikan dengan pengamalan dari apa yang dikandung oleh Laa Ilaaha Illallah yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata dan menjauhi segala bentuk kesyirikan. Sebagaimana sabda Nabi:
فَإِنَّ
اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَإِلهَ إِلاّ الله يَبْتَغِي بِذَ لِكَ
وَجْهَ اللهِ ( متفق عليه َ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan
bagi neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan mengharap wajah
Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Tauhid sebagai syarat utama diterimanya semua amal ibadah
Allah berfirman :
2. Tauhid sebagai syarat utama diterimanya semua amal ibadah
Allah berfirman :
“Itulah petunjuk Allah, yang
dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara
hamba-hambaNya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari
mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” [QS. Al-An’aam: 88]
Amalan-amalan ibadah orang musyrik
tidak akan diterima oleh Allah dan sebaliknya orang Muwahhid (ahli tauhid) akan
diterima oleh Allah amalan ibadahnya.
3. Tauhid merupakan sebab utama
dihapuskannya dosa
Hal ini didasarkan kepada firman Allah :
Hal ini didasarkan kepada firman Allah :
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”.[QS. An. Nisaa’: 48, 116]
4. Orang yang benar-benar
merealisasikan tauhid akan masuk jannah (surga) tanpa hisab
Ketika para shahabat bertanya-tanya tentang 70.000 orang dari umat Nabi Muhammad yang masuk jannah tanpa hisab dan tanpa adzab, maka Rasulullah bersabda :
Ketika para shahabat bertanya-tanya tentang 70.000 orang dari umat Nabi Muhammad yang masuk jannah tanpa hisab dan tanpa adzab, maka Rasulullah bersabda :
هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ وَلاَ يَكْتَوُونَ وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ( رواه الترمذي )
“… mereka adalah orang-orang yang
tidak minta diruqyah, tidak minta dikay (pengobatan dengan menggunakan api) dan
tidak mengundi nasib dengan burung dan sejenisnya dan mereka bertawakkal hanya
kepada Allah.” (H.R. At Tirmidzi)
5. Orang yang tauhidnya benar akan
masuk surga
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah :
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah :
مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِه شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ ( رواه مسلم )
“Barangsiapa bertemu Allah (meninggal dunia) dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu (apapun), niscaya dia akan masuk surga.” (H.R. Muslim)
Adapun masuknya orang yang tidak berbuat syirik ke dalam surga maka itu merupakan hal yang pasti. Akan tetapi jika dia bukan pelaku dosa besar yang terus menerus dilakukan sampai meninggal dunia maka dia akan langsung masuk surga. Sedangkan jika dia pelaku dosa besar hingga akhir hayatnya dan belum bertaubat maka yang demikian di bawah kehendak Allah . Jika Allah mengampuni, maka akan masuk surga secara langsung tanpa diadzab. Dan jika tidak diampuni, maka akan diadzab terlebih dahulu kemudian dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. (Fathul Majid hal. 84).
6. Tauhid merupakan sumber keamanan
Sebagaimana firman Allah :
Sebagaimana firman Allah :
“orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [QS. Al-An’aam: 82]
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
“Orang-orang yang mengikhlaskan ibadah mereka hanya untuk Allah saja dan mereka
tidak menyekutukan Allah sedikitpun, mereka itu akan mendapatkan keamanan pada
hari kiamat dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk di dunia dan
akhirat.” (Fathul Majid hal. 36)
Yang dimaksud dengan kedhaliman pada ayat di atas adalah syirik sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud :
”Tatkala turun ayat ini, para shahabat berkata : “Siapa di antara kami yang tidak pernah mendhalimi dirinya ?” Kemudian Rasulullah bersabda : “Bukan demikian maksudnya, apakah kalian tidak mendengar perkataan Luqman: sesungguhnya kesyirikan itu adalah kedhaliman yang besar.” (H.R. Al Bukhari)
Itulah di antara keutamaan-keutamaan tauhid yang dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Yang dimaksud dengan kedhaliman pada ayat di atas adalah syirik sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud :
”Tatkala turun ayat ini, para shahabat berkata : “Siapa di antara kami yang tidak pernah mendhalimi dirinya ?” Kemudian Rasulullah bersabda : “Bukan demikian maksudnya, apakah kalian tidak mendengar perkataan Luqman: sesungguhnya kesyirikan itu adalah kedhaliman yang besar.” (H.R. Al Bukhari)
Itulah di antara keutamaan-keutamaan tauhid yang dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya.
BAGAIMANAKAH BAHAYA SYIRIK?
Syirik merupakan lawan dari tauhid. Oleh karena itu di saat tauhid mempunyai banyak keutamaan maka syirik pun sangat berbahaya dan mempunyai banyak mudharat. Di antaranya adalah :
1. Dosa syirik tidak akan diampuni
oleh Allah
Sebagaimana firman Allah
Sebagaimana firman Allah
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”.[QS. An. Nisaa’: 48, 116]
2. Kesyirikan adalah kedhaliman yang
paling besar
Firman Allah :
Firman Allah :
“Sesungguhnya kesyirikan adalah kedhaliman
yang besar.” (Q.S. Luqman : 13)
3. Orang yang meninggal dunia dalam keadaan musyrik akan masuk neraka dan kekal di dalamnya
“Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun.”[QS. Al-Ma-idah: 72]
Rasulullah juga bersabda :
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa meninggal dunia dan dia
berdo’a kepada selain Allah niscaya dia masuk neraka.” (H.R. Al Bukhari)
4. Kesyirikan penyebab terpecah
belah belahnya umat Islam
Firman Allah :
Firman Allah :
“Dan janganlah kamu Termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah,
Yaitu orang-orang yang memecah-belah
agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [QS. Ar-Ruum: 31-32]
Setelah kita mengetahui betapa
pentingnya perkara tauhid dan begitu bahayanya perbuatan syirik, maka kami
mengajak kepada para da’i/mubaligh agar mengutamakan dalam da’wahnya perkara
tauhid dan memperingatkan umat dari bahaya syirik. Sebagaimana yang dilakukan
oleh Rasulullah dan para shahabat beliau, bahkan para rasul seluruhnya. Allah
berfirman :
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus
Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu”. [QS. An-Nahl: 36]
Wallahu A’lam Bish Shawab.
Created with the Personal Edition of
HelpNDoc: Free PDF documentation generator
E-Book Oleh:
www.faisalchoir.blogspot.com