Di Antara Tanda Cinta pada Allah
Aqidah
››
Satu pelajaran lagi dari Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah tentang masalah iman mengenai tanda cinta pada Allah.
Beliau, Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
حَبُّ
اللَّهِ وَرَسُولِهِ مَوْجُودٌ فِي قَلْبِ كُلِّ مُؤْمِنٍ لَا يُمْكِنُهُ دَفْعُ
ذَلِكَ مِنْ قَلْبِهِ إذَا كَانَ مُؤْمِنًا . وَتَظْهَرُ
عَلَامَاتُ حُبِّهِ لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ إذَا أَخَذَ أَحَدٌ يَسُبُّ الرَّسُولَ
وَيَطْعَنُ عَلَيْهِ أَوْ يَسُبُّ اللَّهَ وَيَذْكُرُهُ بِمَا لَا يَلِيقُ بِهِ .
فَالْمُؤْمِنُ يَغْضَبُ لِذَلِكَ أَعْظَمَ مِمَّا يَغْضَبُ لَوْ سُبَّ أَبُوهُ
وَأُمُّهُ
Cinta pada Allah dan Rasul-Nya telah
ada dalam hati setiap orang beriman. Tidak mungkin seseorang menghilangkan rasa
cinta tersebut jika memang ia adalah orang yang beriman. Tanda cinta pada Allah
dan
Rasul-Nya begitu nampak jika ada seseorang yang mencela Rasul dan menjelek-jelekkannya, atau ada orang yang mencaci maki Allah atau menyebut tentang Allah dengan sesuatu yang tidak pantas. Maka orang beriman akan benci dengan hal-hal tadi. Kebenciannya tersebut lebih besar dari kebenciannya ketika ayah atau ibunya dicacimaki.
Rasul-Nya begitu nampak jika ada seseorang yang mencela Rasul dan menjelek-jelekkannya, atau ada orang yang mencaci maki Allah atau menyebut tentang Allah dengan sesuatu yang tidak pantas. Maka orang beriman akan benci dengan hal-hal tadi. Kebenciannya tersebut lebih besar dari kebenciannya ketika ayah atau ibunya dicacimaki.
Sumber: Majmu’ Al Fatawa, Ibnu
Taimiyah, Darul Wafa’, 16/343.
***
Silakan renungkan baik-baik nasehat
di atas. Apakah sudah benar-benar kita telah mencintai Allah dan Rasul-Nya
dengan memiliki tanda yang beliau rahimahullah sebutkan. Jika Allah dan
Rasul-Nya dilecehkan dan direndahkan atau diperlakukan dengan tidak layak,
malah kita adem ayem dan tidak ada rasa benci sama sekali, maka tanda cinta
pada Allah dan Rasul-Nya tersebut yang patut ditanyakan. Sudah benarkah seperti
itu?
Semoga menjadi bahan renungan yang
berharga di malam ini.
Written a half hour before Maghrib
on 17 Dzulqo’dah 1431 H, 25/10/2010, in KSU, Riyadh, KSA
By: Muhammad Abduh Tuasikal