Di antara bahaya bahaya perdukunan
adalah:
1 Shalatnya 40 hari tidak di terima
مَنْ أَتَى عَرَّافاً فَسَأَلَهُ عَنْ
شَيْءٍ لَمْ تُقبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً
“Barang siapa mendatangi ‘Arrof
(peramal) dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima sholatnya
selama empat puluh hari”. { HR Muslim}
2 Ia
telah kufur dengan syari'at yang di bawa Rasulullah sholallohu alaihi wassalam
مَنْ أَتَى كَاهِناً فَصَدَّقَهُ
بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Barang siapa yang mendatangi kahin
(dukun) dan membenarkan apa yang yang ia katakan maka sungguh telah kafir
terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad sholallohu alaihi wasalam » (
HR Abu Dawud )
Dalam riwayat yang lain:
مَنْ أَتَى عَرَّافاً أَوْ كَاهِناً
فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Barang siapa yang mendatangi tukang
ramal atau dukun kemudian membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah
kafir terhadap yang diturunkan kepada Muhammad sholallohu alaihi wassalam.
(Dikeluarkan oleh empat ahlu Sunan (Nasa’i, Turmudzi, Abu Daud dan Ibnu Majah)
dan dishohihkan oleh Hakim)
3 Ia
di pecat atau di keluarkan dari golongan yang selamat
عن عمران بن الحصين رضي الله عنه قال
: قال رسول الله : لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ أَوْ
تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ وَمَنْ أَتَى
كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى
مُحَمَّدٍ
Dari Imron bin Hushain rodiallohu
anhu ia berkata, Rasululloh sholallohu alaihi wassalam bersabda :
« bukan dari golongan kami orang yang menentukan nasib sial dan untung
berdasarkan burung dan lainnya, yang bertanya dan yang menyampaikannya, atau
yang melakukan praktek dukun dan yang didukuni atau yang menyihir atau
yang meminta bantuan sihir, dan barang siapa yang mendatangi
kahin(dukun) dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah
kafir pada apa yang diturunkan kepada Muhammad sholallohu alaihi
wassalam » ( HR Bazzar dengan sanad Jayyid) .
4 Ia tidak akan mendapatkan keselamat
di akhirat
Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu
meriwayatkan kesaksiannya tentang bagaimana sikap Rasulullah terhadap
jimat-jimat semacam itu.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَبْصَرَ عَلَى عَضُدِ رَجُلٍ حَلْقَةً أُرَاهُ قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ وَيْحَكَ مَا هَذِهِ . قَالَ مِنَ الْوَاهِنَةِ قَالَ أَمَا إِنَّهَا لاَ تَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْناً انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِىَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَداً
Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam melihat seorang laki-laki memakai gelang kuningan di tangannya, maka
beliau bertanya, "Apakah ini?" Orang itu menjawab, "penangkal
sakit." Nabi pun bersabda, "Lepaskanlah itu, karena ia hanya akan
menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati dan gelang itu masih ada
pada tubuhmu, maka engkau tidak akan beruntung selama-lamanya" (HR.
Ahmad), dalam riwayat Imam Ahmad yang terdapat pada Musnadnya, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wassallam bersabda:
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُ
Barangsiapa menggantungkan tamimah,
semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya. Dan barangsiapa menggantungkan
wada'ah, semoga Allah tidak memberi ketenangan padanya. (HR. Ahmad)
Catatan: Tamimah adalah sesuatu yang
digantungkan di leher anak-anak sebagai penangkal penyakit dan pengaruh jahat
orang yang dengki dan sebagainya. Sedangkan wada'ah adalah sesuatu yang diambil
dari laut semisal kerang yang digunakan sebagai jimat.
5 Membawa kehancuran dan kebinasaan
dunia dan akhirat
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ...
“Jauhilah tujuh perkara yang
membinasakan,(Para shahabat) berkata: “Apakah itu wahai Rasulullah?”
Rasulullah, bersabda: “Syirik kepada Allah dan sihir……….” (HR. Al-Bukhari,
5/294, Muslim no. 89 dari shahabat Abu Hurairah).
6 Terjerumus
kepada kesyirikan yang merupakan dosa terbesar
مَنْ تَعَلَّقَ تَميمَةً فَلَا
أَتَمَّ اللهُ لَهُ، وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدْعَة فَلَا وَدَعَ اللهُ لَهُ، وَفِي
رِوَايَةٍ: مَنْ تَعَلَّقَ تَميمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa
yang menggantungkan tamimah, niscaya Allah tidak akan mengabulkan keinginannya,
dan barangsiapa yang menggantungkan wad’ah, niscaya Allah tidak akan memberi
ketenangan pada dirinya.” (HR. Ahmad) Dalam riwayat lain (disebutkan),
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, sungguh dia telah berbuat syirik.”
Catatan: perdukunan termasuk dalam kesyirikan dipandang dari dua
sisi:
Sihir mempergunakan syetan,
menggantungkan diri kepadanya, mendekatkan diri dengan segala apa yang mereka
inginkan dalam rangka berkhidmat kepada tukang sihir. Sihir termasuk ilmu yang
diajarkan oleh syetan sebagaimana firman Allah Azza Wajalla: "
وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا
يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
'Hanya syaitan-syaitan itulah yang
kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia….."
(QS. Al Baqarah: 102)
Di dalam sihir terdapat pengakuan
mengetahui perkara yang ghaib yang hanya di ketahui Allah saja, Namun mereka
sok tahu alam ghaib dengan menukar (kitab Allah) dengan sihir, sebagaimana
firmannya:
وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ
مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ
ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"…. Demi, sesungguhnya mereka telah
meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,
tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui" (QS. Al Baqarah:
102.)
Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata:
"Barangsiapa menyangka bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bisa
memberi tahu apa yang bakal terjadi besok pagi, maka ia benar-benar telah
berdusta besar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala karena Allah telah berfirman:
Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila
mereka akan dibangkitkan. (QS. An Naml: 65)
7 Bisa membatalkan keislaman dan ini
bahaya yang paling parah
Syaikh Muhammada bin Abdul wahhab
ketika menyebutkan sepuluh dari pembatal pembatal keislaman seseorang, beliau
menyebutkan salah satunyaadalah perbuatan Sihir, termasuk di dalamnya sihir
ash-shorfu (merubah seseorang dari sesuatu yang dicintainya menjadi yang
dibencinya) atau sihir al-athfu (mendorong seseorang dari sesuatu yg dibencinya
menjadi dicintainya/pelet dan semacamnya,) Allah ta'ala berfirman:
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو
الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ
الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى
الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ
حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ
مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ
بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا
يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ
فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ
Allah Ta’ala berfirman, “Dan mereka
mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan
mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak
kafir (tidak mengerjakan sihir), akan tetapi justru setan-setan itulah yang
kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang
diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut.
Keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
“Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (kepada kamu) sebab itu janganlah kamu
kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir
itu, mereka dapat memisahkan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan
mereka itu (ahli sihir) tidak bisa memberi mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang
tidak memberikan mudharat kepada mereka dan tidak pula memberi manfaat kepada
mereka. Sungguh mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (Kitab
Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat
jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka
Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 102)
Ustadz Abu Humairo Al Batamy