Diantara sebab su-ul khatimah yaitu
01). Melakukan kesyirikan / kekufuran
Seseorang yg memiliki aqidah yg Rusak, ragu dgn kebenaran islam, menganggap semua agama 'benar', menyakini agama tdk boleh mengatur 'urusan dunia', iman 'bercampur' dengan kesyirikan, menolak hukum Allah & mengingkari syari’at-Nya.
Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman :
"Dan sekiranya kamu melihat ketika para Malaikat "mencabut nyawa" orang-orang yang kafir sambil "MEMUKUL" wajah dan punggung mereka (& berkata), "Rasakan olehmu siksa Neraka yg membakar" (QS Al-Anfal [8]: 50)
"Dan (Alangkah Ngerinya) SEANDAINYA Engkau "melihat" ketika orang2 ZHALIM (berada) Dalam Kesakitan "SAKARATUL MAUT", sedang Para Malaikat Memukul Dengan TANGANNYA, (Sambil Berkata), "Keluarkanlah Nyawamu!". Pada Hari Itu kamu akan dibalas dengan ADZAB yang Sangat "MENGHINAKAN". Karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang Tidak BENAR & (juga dikarenakan) kamu MENYOMBONGKAN diri terhadap ayat-ayat-Nya" (QS. Al-An'aam [6]: 93)
(02). Melenceng dari "Sunnah Nabi ﷺ" dengan melakukan perbuatan BID'AH
'Abdul Haq Al-Isybili رحمه الله berkata :
"Su’ul Khatimah bisa terjadi pada Orang yang asalnya dia Berada di atas Sunnah (Ajaran yang 'Murni' dari Rasulullah ﷺ), lantas keadaannya pun melenceng jauh dari jalan tersebut. Inilah "Amalan" yang menyebabkan akhir hidup seseorang itu menjadi jelek" (Al-I’tisham I/169-170)
(03). Melakukan amal 'kemunafikan' (di keramaian dan sendirian, riya', ujub dll)
Su-ul Khatimah itu Tdk akan terjadi pada diri seseorang yang Shalih secara lahir & bathin di hadapan Allah. Penyebab Su-ul Khatimah itu adalah kemaksiatan bathin (Tersembunyi) yg dilakukan oleh hamba yang tidak terlihat oleh manusia.
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
"Ada seseorang yang melakukan amalan penghuni Surga, hingga terlihat manusia menjadi penghuninya, padahal termasuk penghuni Neraka" (HR. Muslim no. 4792)
(04). Terus Menerus Berbuat Maksiat (menunda-nunda taubat & Dosa besar menjadi kebiasaan, atau meremehkan Dosa), bahkan melakukan sampai ajal menjemput tanpa ia sempat 'berubah', berhijrah dan bertaubat
Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman :
"(Ingatlah) Pada hari (ketika itu) mereka MELIHAT Para Malaikat (Saat Sakaratul Maut), di mana pada hari itu tiada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa & mereka pun berkata: "Hijran Mahjuura (Semoga Allah 'Menghindarkan' bahaya ini dariku)" (QS. Al-Furqan [25]: 22)
ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّىٰهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ظَالِمِيٓ أَنفُسِهِمۡۖ فَأَلۡقَوُاْ ٱلسَّلَمَ مَا كُنَّا نَعۡمَلُ مِن سُوٓءِۭۚ بَلَىٰٓۚ إِنَّ ٱللهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
"(yaitu) orang yg dicabut nyawanya oleh Para Malaikat dalam Keadaan (Berbuat) Zalim kepada diri sendiri, lantas mereka "menyerahkan diri" (dan berkata): "Kami 'Tidaklah Pernah' Mengerjakan Sesuatu kejahatan pun". (MALAIKAT menjawab): "PERNAH !! (Yang kamu katakan adalah DUSTA. Kamu tidak dapat BERBOHONG dan membela diri). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan" (QS. An-Nahl [16]: 28)
(05). Akibat Bisikan & Godaan Syaithan
Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata :
"Sungguh Dosa, Maksiat, Serta Syahwat adalah 'sebab' yg dapat menggelincirkan Manusia Di Saat Kematiannya, ditambah lagi dengan "GODAAN" Syaithan. Apabila maksiat dan godaan syaithan terkumpul, & ditambah lagi dengan 'lemahnya iman', maka sungguh 'amat mudah' berada dlm su-ul khatimah" (Al-Bidayah wan Nihayah IX/184)
Rasulullah صلى الله عليه و سلم berdo'a :
أَللّٰهُمَّ اِنّي اَعُوْذُ بِكَ اَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَان عِنْدَ المَوْت
".......Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari "Gangguan" syaithan pada saat akan meninggal dunia....." (HR. An-Nasaa'i dan al-Hakim, hadits dari Abi Yasar, Shahiihul Jaami' no. 1282)
(06). Tidak mau beramal shalih (shalat berjama'ah di masjid, sedekah, doa dll)
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مِيتَةِ السُّوءِ
"Sesungguhnya sedekah itu benar-benar Dapat 'Memadamkan' Kemurkaan RABB (Allah) & 'Dapat Mencegah' Kematian yg buruk (Su-ul Khatimah)" (HR. At-Tirmidzi no. 664, hadiits dari Anas bin Malik, lihat Silsilah ash-Shahiihah no.1908)
صنائعُ المعروفِ تقي مصارعَ السوءِ و الآفاتِ و الهلكاتِ
"Perbuatan2 Baik Dapat Menghindarkan seseorang itu dari Kematian yang Buruk, bencana dan kehancuran" (HR.Al-Hakim, hadiits dari Anas, Shahiihul Jaami' 3795)
Imam Ibnu Baaz رحمه الله berkata :
من أسبابِ سوء الخاتمة التخلفُ عن صلاة الجماعة في المسجد
"Diantara Sebab-Sebab "Su-ul Khatimah" adalah meninggalkan Shalat Berjamaah di masjid" (Fatawa Nuur Alad Darb (149)
(07). Tidak konsisten dan istiqamah di dalam ketaatannya kepada Allah Ta'ala
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَنَ الطَّوِيلَ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ثُمَّ يُخْتَمُ لَهُ عَمَلُهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ
"Ada seseorang yang sungguh2 beramal dalam waktu yang 'lama' dengan amalan ahli Surga, kemudian 'Menutup amalnya' dgn amalan ahli Neraka" (HR.Muslim no. 2651, hadits dari Abu Hurairah)
(08). Berbuat zhalim kepada makhluk (ghibah, fitnah, durhakai orang tua dll)
Imam Ibnul Jauzi رحمه الله berkata :
مَن حفظَ لسانهُ لأجلِ الله تعالىٰ في الدنيا، أطلقَ اللهُ لسانهُ بالشهادة عندَ الموتِ ولقاءِ الله تعالىٰ .ومَن سَرَّح لسانهُ في أعراضِ المسلمين، واتبعَ عَوراتهم، أمسكَ اللهُ لسانهُ عن الشهادةِ عند الموت
"Barangsiapa yg telah 'menjaga' lisannya di "dunia" karena Allah Ta'ala, maka Allah akan memberi "Kemampuan" kepadanya utk bisa mengucapkan kalimat Syahadat ketika akan mati dan ketika bertemu dgn Allah. Barangsiapa menjadikan 'lisannya' bebas untuk mencela kehormatan kaum muslimin, & juga mencari-cari kesalahan mereka, maka Allah pun akan "menahan" lisannya mengucapkan kalimat syahadat ketika akan mati" (Bahrud Dumuu' I/124)
(09). Cinta dunia & tidak ingat kematian
'Abdul Haq Al-Isybili رحمه الله berkata :
"Adapun penyebab "Terbesarnya" (SU-UL KHATIMAH) Adalah; "Tenggelam" Dalam DUNIA, BERPALING DARI "AKHIRAT" dan melakukan KEMAKSIATAN kepada Allah Ta'ala" (Al-'Aaqibah fii Dzikril Maut 178)
(10). Pengaruh teman bergaul yg jelek
Ulama Tabi’in, Mujahid رحمه الله berkata :
"Barangsiapa mati, maka akan Datang di hadapan dirinya orang yang Satu majelis (Setipe) Dengannya. Jika ia biasa duduk, di majelis orang yg selalu menghabiskan waktu dalam 'kesia-siaan', maka itu yang menjadi 'temannya' saat Sakaratul maut. Tapi jika di kehidupannya ia selalu duduk Bersama Ahli Dzikir (yg Senantiasa ingat Allah), maka itulah yang menjadi 'Teman' yang akan menemaninya saat "Sakaratul Maut" (At-Tadzkirah Imam Al-Qurthubi I/38)
Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman :
أَمۡ حَسِبَ ٱلَّذِينَ ٱجۡتَرَحُواْ ٱلسَّيِّـََٔاتِ أَن نَّجۡعَلَهُمۡ كَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَوَآءً مَّحۡيَاهُمۡ وَمَمَاتُهُمۡۚ سَآءَ مَا يَحۡكُمُونَ
"Apakah Orang2 yang TELAH melakukan kejahatan itu mengira bahwasanya Kami akan memperlakukan mereka itu seperti Orang2 yang Beriman, & yg mengerjakan kebajikan, yaitu "sama" dalam kehidupan & kematian mereka ? Alangkah buruknya penilaian mereka" (QS. Al-Jaatsiyah : 21)
Ustadz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar