Pada awal kami belajar dan menghadiri pengajian,pada waktu itu pembahasan bab Tauhid:mengesakan Allah dalam Rububiyah,Uluhiyah dan Asmawassifat,kurang lebih selama Enam Bulan ,kami langsung mendapat ujian ,dengan hilangnya Hp,Uang,KTP,SIM ,STNK dan yang lainnya,pada waktu itu kejadian di kontrakan Jl.H.Salam,Pangkalan Jati,Pondok Labu.
Kami sangat sedih dengan kejadian itu,di tambah dengan kami di teror,yang mencuri tahu no hp dan sms kepada kami:kalau mau STNK,SIM,KTP kembali,belikan pulsa seratus ribu,nanti malam akan di kembalikan dengan di lemparkan dompet dan isinya di depan pintu,untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan,kami langsung pindah kontrakan
.
Peristiwa kehilangan dengan awal belajar Tauhid yaitu:kami di tawarin tetangga,di ajak ke Orang pintar(dukun),mengadu dengan hilangnya barang tertentu,nanti barang tersebut akan kembali semua,pada waktu itu Akidah di pertaruhkan,awal belajar :hanya Allah Shubhanahu watta’alla yang di ibadahi(tidak menyekutukan),kami minta bantuan kepada Orang pintar(dukun) berbuat syirik.
Alhamdulillah,dengan pertolongan Allah Shubhanahu watta’alla,kami tidak tergiur dengan tawaran :minta bantuan kepada orang pintar(dukun)
Yang jadi bukti bahwa Allah bekehendak KUN FAYAKUN yaitu pada waktu kehilangan,kami shalat sambil menangis dan berdo’a: ya Allah,kami sedang tertimpa musibah, kembalikan stnk,ktp dan sim,karena barang itu sangat berharga bagi kami.
Dua hari setelah kami kehilangan,ada Orang mengantarkan sim,stnk,dan ktp ke perusahaan kami di daerah Duri Kepa (Grenfil),Karena stnk motor yang hilang milik perusahaan, kami sempat bingung:kejadian di Pangkalan Jati,Pondok Labu terus ada yang mengembalikan stnk sim dan ktp ke daerah Kepa Duri.
Sekali lagi kami katakan bahwa: belajar Agama hanya Allah yang di Ibadahi missal meminta tolong,perlindungan,sesembelihan dan yang lainnnya, terkadang terasa berat,Iblis dan bala tentaranya tidak rela hanya Allah yang di Ibadahi, dengan menggoda manusia untuk mempersekutukan Allah Shubhanahu watta’alla.
Jakarta,30 September 2016
Penulis Suyitno Artikel Lumbirmengaji Blog