BERSYUKUR BELUM DIKARUNIAI KETURUNAN (2)


Sedikit menceritakan perjalanan hidup Insan yang selalu butuh hidayah Iman dan selalu meminta hidayah kesabaran dalam menjalankan kehidupan di alam dunia ini.

Setiap manusia mempunyai takdir yang berbeda-beda, apa-apa yang kita harapkan terkadang tidak sesuai dengan apa-apa yang di takdirkan Allah Shubhanahu Watta’alla.

Manusia sifatnya hanya mencari sebab dan berusaha semampunya,sebagaimana yang di firmankan Allah Ta’ala di dalam Surat Al-Baqarah Ayat 2:286

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286)

Setelah menjalani pernikahan di tahun 2007, seorang Insan berharap akan karunia segera mempunyai buah hati,akan tetapi takdir Allah Shubhanahu Wa tta’alla berkehendak lain.


Diawali dengan  mencari sebab dengan konsultasi dokter dan tipunabawai, sempat konsultasi dengan Sinse Abu Muhammad Faris Al-kienji/pengisi materi radio rodja.

Kadarallah belum ada tanda-tanda  buah hati lahir kedunia dan sebagai penyejuk hati seorang hamba.
Hati ini selalu berharap akan karunia dari Allah Ta‘ala, lambat tahun sampai konsultasi ke Dokter 

Spesialis kandungan,tepatnya  di Rumah Sakit Prikasih selama Enam Bulan di tambah dengan Konsumsi Jus Tiga Difa,hasilnya juga belum ada tanda-tanda akan lahirnya buah hati.

Tidak sampai di situ mengenai konsultasi tentang keturunan, dilanjut pindah rumah sakit Puri Cinere selama enam bulan,sampai tingkatan ensiminasi,kadarallah juga belum ada tanda-tanda akan kelahiran buah hati.

Hati ini selalu bersyukur atas takdir yang baik ini, mungkin Allah Ta’alla mungkin belum mempercayai hamba ini ketika di beri tanggung jawab mendidik seorang anak.

Berusaha dan do’a yang selalu diusahakan Insan yang bertakwa, selalu berharap akan ditakdirkan di karunia keturunan sebagai penyejuk hati dan pelipur jiwa insan yang lemah ini.

Demikian sedikit tulisan yang selama in terpendam,berharap di curahkan di media ini akan semakin bersyukur dan selalu bersyukur atas ketentuan Allah Shubhanahu Wa tta’alla.


Jakarta,17 Oktober  2018
Suyitno Sudiro Su'aeb